Rengeng-Rengeng Locus Intelektual KAHMI Kota Salatiga Menuju Pemilu Demokratis Berkeadaban

Kategori Berita

Iklan Semua Halaman

 


Iklan

Rengeng-Rengeng Locus Intelektual KAHMI Kota Salatiga Menuju Pemilu Demokratis Berkeadaban

Admin Redaksi
Sabtu, 10 Februari 2024

 

Prof. Dr. Mukti Ali, M.Hum. Direktur Locus Intelektual MD KAHMI, Guru Besar Ilmu Komunikasi Antarbudaya UIN Salatiga


Oleh: Prof. Dr. Mukti Ali, M.Hum.

 

harianmerbabu.com | SALATIGALocus Intelektual Korp Alumni Himpunan Mahasiwa Islam Kota Salatiga adalah sebuah wadah bagi para akademisi yang berupaya menyupport dan menumbuhkan atmosfir akademik di kalangan masyarakat Salatiga.

 

Upaya Locus Intelektual KAHMI Salatiga untuk menghidupkan ulang perdebatan antara wacana dan pemahaman yang dibangun di atas metodologi dan mengalir bersama landasan pikir yang benar, orisinalitas sikap kritis.

 

Sunyatanya proses dialektika harus terus mengalir, sekaligus agar mampu mewarnai horizon dan cakrawala kemanusiaan yang dibentuk oleh takdirnya.

 

Kantong-kantong perdebatan ilmiah, kaukus-kaukus keilmuan, lembar coretan pikiran terjilid, dan bahkan karya cipta, mampu mendewasakan sosok mahluk yang berakal dan berperadaban.

 

Pada sebuah kesempatan Direktur Locus Intelektual MD KAHMI, Mukti Ali, memandang perlu memberikan rengeng-rengeng pesan perihal Pemilu yang sebentar lagi dilaksanakan.

 

Waktu terus bergulir, dalam hitungan setahunan, bulanan, mingguan, bahkan tinggal menunggu hari, pemilu akan dilaksanakan.

Tepatnya tanggal 14 Februari 2024. Kita akan mencoblos Calon presiden pilihan kita, Calon Legislatif pusat RI, Calon Legislatif daerah Provinsi dan Kabupaten/Kota.

 

Setiap dari kita sudah ada yang menentukan pilihan dari jauh-jauh hari bahkan ada pula yang menentukannya pas berada di balik bilik suara. Sekuat tenaga dan fikir, dari idialitas sampai realitas, dari rasionalitik sampai pragmatis.

 

Dengan melihat dan mendengar, mengkisi dan menelisik, menimbang dan membanding. Kita sudah banyak mendapat banyak referensi dari setiap calon yang ada.

 

Informasi media dari yang capabel sampai media abal-abal, dari foto sampe baliho, bahkan dari konten yang otentik sampai konten hoaks yang toksik, semua hampir sudah kita gunakan.

 

Penentuan pilihan kita bisa didasarkan pada gagasan yang disampaikan melalui kata, gimik, gerak tubuh, simbolik dan sekedar tanda. Artinya boleh juga memilih Calon berdasarkan pada banyak hal yang melatarbelakanginya; latar keberagamaan dan agamanya, intelektual dan pendidikannya, organisasi dan leadershipnya, ekonomi dan bisnisnya, bahkan latar apa saja yang pernah para calon lakukan di sepanjang hidupnya, semuanya sah untuk menjadi bahan pertimbangan dan penilaian.


Artinya Jelas bahwa, model dan cara pandang untuk menentukan siapa yang akan dipilih tersebut terdapat kepastian perbedaan, oleh karena itu harus siap dan memastikan bahwa perbedaan memilih calon lebih pasti adanya.  Biarkan perbedaan pilihan itu mengalir, dan kita harus siap dengan apaun hasilnya.


Sebuah pertandingan, pertarungan, kejuaraan, dan perlombaan. Terkhusus dalam ajang kontestasi pemilu (memililih pemimpin bangsa ini) akan ada yang kalah dan akan ada yang menang.


Bagi pendukung yang kalah harus tetap bergembira dalam batas yang wajar, apa lagi yang menang. Kita harus menghargainya, bahwa semua ini hasil dari proses perjalanan demokrasi yang kita cita-citakan.


Kedamaian dan keamanan harus kita ciptakan, kebahagiaan dan kegembiraan harus terus dirasakan, saling menghormati dan saling menghargai harus kita diperjuangkan, bahkan kita harus merayakannya dengan suka cita. Bangun etika, tanam dalam-dalam nilai dan perilaku jujur, berdiri tegak di atas kaki kelegowoan.


Tidak boleh ada intimidasi, tidak boleh terjadi pemaksaan, tidak boleh terbersitkan kecurangan, hilangkan sikap untuk saling caci maki dalam proses pemilu ini. Berusaha sekuat tenaga untuk mengindari perilaku penyebab konfik, kekerasan, dan bahkan pertumpahan darah yang jelas akan mengotori nilai luhur bangsa yang berkeadaban, bangsa yang besar di atas kaki-kaki kebinekaan, bangsa yang bermartabat, bangsa yang sama-sama kita cintai, Bangsa Indonesia.


Harapan terciptanya Pemilu aman, damai, dan bermartabat, penting rasanya menyitir ketiga situasi tersebut.


Aman atau safe condition adalah suatu kondisi di mana atau kapan munculnnya sumber bahaya telah dapat dikendalikan ke Tingkat yang memadai. Sementara untuk mendapatkan gambaran mengenai situasi damai, tidak salah rasanya untuk mengingat apa yang pernah diperbincangkan oleh Johan Galtung (1996) bahwa dalam pandangan politik internasional, situasi damai sering diartikan sebagai situasi tidak berada dalam kondisi perang.


Artinya, jika suatu kondisi bermasyarakat atau berbangsa tidak terjadi peperangan dan perselisihan yang berarti, maka kondisi ini dapat disebut sebagai damai. Damai merupakan tidak terjadinya kekerasan dalam berbagai bentuknya.


Sementara, bermartabat adalah sebuah nilai harga diri dan harkat kemanusiaan sebagai makhluk yang diberikan keunggulan disbanding dengan makhluk-mahkluk lainnya.


Satu suara kita, adalah penentu bagi lahir dan terpilihnya pememimpin yang berkualitas, memegang amanah konstitusi dan Undang-undang, peduli akan kesejahterakan warga dan rakyatnya, mampu membangun budaya masyarakat yang luhur, menjaga kedaulatan rakyat dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia. Saya yakin, Rakyat sudah pandai dalam memilih dan menentukan pimpinannya. Pegang panji Langsung Umum Bebas Rahasia, Jujur, Adil, dan Beradab.


Tentukan pilihan anda di TPS, jangan sia-siakan hak pilihan anda. Sebagai pribadi dan warga yang beragama, mari kita bertengadah menghadapkan wajah kepada Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa, seraya kita memohon dan berdoa, berharap dan meminta, semoga pelaksanaannya, pemilu tahun ini diberikan kelancara, kedamai dan keamaan, terhindar dari fitnah dan marabahaya.


Pada saatnya kita akan berterimakasih kepada para pemimpin bangsa, presiden-presiden terdahulu, yang banyak membawa bangsa ini ke arah yang lebih baik. Terimakasih kepada Bapak Jokowi yang jelas telah menghantarkan bangsa ini ke arah yang lebih baik. Terdapat banyak strategi nasional yang mampu mengidentifikasi diri bangsa menuju kemakmuran.


Pembengunan fisik dan psikisnya, struktur dan infrastuktunya, hardware dan software-nya. Segala daya dan Upaya dilakukan guna membangun bagsa yang lebih Merdeka. Bapak pernah menjadi presiden yang dibanggakan oleh rakyatnya bahkan rakyat sedunia, nasional dan internasional.


Terimakasih, Bapak Presiden RI ke-7. Mudah-mudahan penerus Bapak adalah pemimpin yang diharapkan oleh warganya untuk memegang kuat amanat rakyat, tidak menyalahi konstitusi yang berlaku, berwibawa di mata dunia, dan yang diridhai Allah SWT., sehingga bangsa ini masuk ke dalam kategori baldatun toyyibatun warobbun gofuur. (**)


Direktur Locus Intelektual MD KAHMI, Guru Besar Ilmu Komunikasi Antarbudaya UIN Salatiga


Tag Terpopuler